Cari

Thursday, June 8, 2017

Modul 4_6_Servomechanism dan Kompetensi (ringkasan artikel Pak Yan Nurindra)



Bagian keempat – Servomechanism
Jika kita coba mengamati dengan seksama, maka pada umumnya “perilaku” kita maupun “apa yang kita sering dapatkan dan temui” biasanya merupakan suatu “pola” atau membentuk suatu “pola kecenderungan”, dan pola ini jika tidak di-intervensi atau mengalami “konversi ekstrim”, maka pola ini cenderung semakin “mapan” dan “semakin kuat”.

Orang yang sering bangun “kesiangan”, maka akan cenderung untuk selalu bangun “kesiangan” dan bilamana sudah menjadi pola permanen, bahkan menjadi sangat “ajaib”, karena perilaku ini benar-benar menemukan “cara”-nya sendiri untuk membuat “kesiangan” ini terjadi.
Tentu saja mereka yang hidup “berkelimpahan” juga ternyata telah memelihara “skill” dan “kecenderungan” ini sejak lama, walaupun dengan “kualitas” dan “kuantitas” yang mungkin berbeda
Ternyata jika kita amati dengan seksama, semua hal yang kita peroleh dan alami, merupakan bentuk dari suatu “kecenderungan” yang semakin hari semakin kuat !
Inilah yang disebut sebagai “Servomechanism” !
Servomechanism atau “mekanisme servo” dapat dijelaskan dengan analogi “penembakan peluru kendali” ! Peluru kendali ditembakkan ke sasaran “nun jauh disana” dengan pengaturan koordinat target yang di-set melalui komputer. Ketika peluru kendali meluncur, maka ia akan bergerak dengan pola gerakan “lurus”, tetapi setiap beberapa mili-detik ia akan “dibelokkan” arahnya oleh pemandu yang telah di-set melalui komputer, dan seterusnya arah ini akan selalu di-“revisi”, dan akhirnya “Blaaaaaar ….!” sasaran-pun diketemukan !
Jadi ketika “target telah dikunci”, maka akan berlangsung gerakan yang selalu di-revisi arahnya secara terus-menerus, sehingga peluru kendali ini “harus mencapai sasaran” !
***
Dalam bahasa yang lebih manusiawi adalah ketika seseorang sudah memiliki kecenderungan atau pola untuk “menjadi sesuatu”, maka dapat dipastikan ia dengan mudah mencapai apa yang dimaksud dengan “menjadi sesuatu” tersebut !
Dengan kata lain, semuanya hanyalah soal kecenderungan !
Cenderung Kaya Raya Berlimpah – limpah








Bagian kelima Servomechanism & Kompetensi
Servomechanism & Kompetensi
Ringkasan artikel lalu :
Pada akhirnya seluruh yang kita peroleh atau kita dapatkan lebih dikarenakan “kecenderungan-kecenderungan” yang telah melekat dan telah menjadi “pola permanen”, atau disebut dengan “Servomechanism”.
Sehingga fokus kita kini relatif lebih menyempit, yaitu bagaimana “menciptakan” Servomechanism yang “memberdayakan”, dalam arti dapat menciptakan gerakan-gerakan yang membawa kita ke berbagai obsesi dan tujuan dalam kehidupan kita.
***
Membentuk Servomechanism
Servomechanism bukanlah sekedar “buah” dari “keinginan”, jadi tidak penting lagi apa keinginan kita, karena “gerakan sesungguhnya” telah dibentuk oleh Servomechanism ini.
Servomechanism adalah representasi dari vektor atau semacam resultan dari vektor-vektor kesadaran kita, yaitu : Conscious Mind, UnConscious Mind, dan Super-Conscious Mind. Keinginan hanyalah salah satu dari kesadaran kita yaitu Conscious Mind, akan tetapi kekuatan sesungguhnya terletak di UnConscious Mind dan Super-Conscious Mind.
Dalam kalimat yang lebih mudah, Servomechanism sebenarnya merupakan representasi dari “sesuatu” yang telah menjadi “milik” kita, yaitu “Belief System” dan “Self Image”. Baik “Belief System” maupun “Self Image” keduanya merupakan istilah yang menggambarkan “sistem keyakinan” kita. Akan tetapi “Self Image” atau “Citra Diri” lebih menggambarkan “penilaian atau gambaran kita terhadap diri kita sendiri” dan bukannya “diri kita sebenarnya”, identik dengan “The Map is not The Territory” dan “Everyone Lives in Their Own Unique Model of The World” !
***
Dari penjelasan di atas, maka satu-satunya cara untuk memperoleh “Servomechanism Sukses” adalah dengan membentuk terlebih dahulu “Belief System & Self Image Sukses” ! Atau dengan kata lain “sukses” merupakan sesuatu yang telah menjadi “kompetensi” dalam diri kita !
Jadi secara sederhana urutannya mencapai target tujuan adalah:
1. “Self Image & Belief System” menghasilkan “Kompetensi”
2. “Kompetensi” menghasilkan “Servomechanism”
3. “Servomechanism” menghasilkan “Target Tujuan BerHasil”.
***





kompetensi
 “tahapan pembelajaran” manusia yang dibagi atas 4 tahapan kompetensi, dimana dalam definisi baku-nya adalah :
Tahap 1 : Tidak sadar bahwa tidak mampu
Tahap 2 : Sadar bahwa tidak mampu
Tahap 3 : Sadar bahwa mampu
Tahap 4 : Tidak sadar bahwa mampu
Nah kompetensi yang dimaksudkan di pembahasan di atas adalah kompetensi yang telah mencapai Tahap 4, karena
kompetensi pada tahap Tidak sadar bahwa mampu yang membentuk “Servomechanism” yang dimaksud !
***
Jadi ….. gaya hidup “LoA” adalah soal mengembangkan diri untuk menjadi “kompeten pada tahap tertinggi”, misal “kompetensi untuk menarik keberlimpahan” !
Jadi …… gaya hidup “LoA” adalah soal melenyapkan “kompetensi-kompetensi tahap tertinggi yang bersifat tidak memberdayakan” yang telah menjadi “Belief System & Self Image” kita semua !
Jadi …… gaya hidup “LoA” adalah “hal yang wajar-wajar” saja, dimana untuk ini NLP, Hypnosis, Psychocybernetic, dll. dapat berperan dengan sangat besar untuk “merubah” isi dari “Belief System & Self Image” agar membentuk “kompetensi tertinggi yang bersifat positif” !
Dan, percayalah …. Inilah “kejaiban” sesungguhnya dari “LoA” ! Kompetensi akan “menarik” apapun juga ! Dan saat inilah “The Law of Attraction” akan benar-benar bekerja secara nyata !
***












Bagian keenam 3 Pilar Dasar
Ringkasan artikel yang lalu :
Pada akhirnya, “kompetensi” merupakan dasar dari implementasi “LoA”. “apapun, semuanya merupakan hasil dari upaya kita” ! dengan spirit menuju kompetensi,  maka pasti akan “lebih sering” kita mencapai tujuan target, berdasarkan kompetensi !
***
Ketika konsep “LoA” sudah dapat kita terima, maka kini kita mulai dapat memasuki “perjalanan panjang yang indah”, yaitu menumbuhkan kompetensi di berbagai hal dalam diri kita, mulai dari “habitual” “mindset” atau apapun yang diperlukan, agar “LoA” dapat “bekerja” untuk kita ! (Baca : sesuai dengan keinginan kita).
***
Menurut pemahaman dan pengalaman saya, beserta pengalaman dari berbagai pihak yang merasa terbantu dengan prinsip “LoA” (catatan : Saya banyak menangani Client yang khusus ingin di-treatment untuk memasuki gaya hidup “LoA”), akhirnya saya mencoba memberanikan diri untuk menyusun pilar dasar yang diperlukan untuk me-“LoA”,  dan saya berharap hal ini dapat memperkaya para pembaca, yang saya yakin sudah sangat banyak yang “canggih” dalam menerapkan “LoA”.


Pilar dasar LoA  ada 3 pilar, yaitu :
(1). New Paradigm
(2). Basic Technique
(3). Mindset & Lifesyle.
***
3 Pilar Dasar :
1. New Paradigm
Pahami dengan baik “paradigma baru” “LoA” yang memandang alam semesta dengan cara yang sedikit berbeda ini.
2.Basic Technique
Untuk mencapai kompetensi “LoA”, akan “amat sangat banyak” proses programming maupun de-programming yang ditujukan untuk merubah “Belief System” dan “Self Image” kita, juga untuk programming berbagai keinginan-keinginan kita (materialisasi), serta untuk memasukkan berbagai mindset baru yang diperlukan. Untuk hal ini silakan pergunakan berbagai teknik pemberdayaan diri yang paling sesuai dan efektif untuk kita, mulai NLP, Hypnosis, Psychocybernetic, atau apapun juga ! Label tidak lagi penting, yang lebih diperlukan adalah efektivitasnya !



3.Mindset & Lifestyle
“LoA” merupakan paradigma dasar yang dapat dianalogikan seperti halnya “Undang-Undang Dasar”. Untuk membuatnya dapat bekerja dalam tataran kehidupan riel, maka akan sangat banyak “peratuan-peraturan” yang harus dibuat berdasarkan “pokok-pokok pikiran” yang berasal dari “Undang-Undang Dasar” tersebut, dengan prinsip bahwa “peraturan-peraturan” harus mendukung dan tidak boleh bertentangan dengan induknya !
Untuk mempercepat kompetensi agar “LoA” dapat bekerja sesuai dengan keinginan kita, maka mungkin akan sangat banyak Mindset yang harus diubah, dan juga amat sangat banyak “gaya hidup” atau “Lifestyle” yang harus diubah pula !
***
Baiklah kita mulai memasuki detail untuk “memasuki kompetensi” ! Saya tidak akan membahas pilar pertama, karena ini sudah kita sepakati bersama di artikel-artikel awal. Saya akan memulainya dengan Pilar yang kedua, yaitu : Basic Technique.

Basic Technique
Disebut sebagai teknik yang sangat mendasar, karena dengan teknik inilah kita akan melakukan “programming” atau “de-programming” terhadap diri kita. Silakan pilih berbagai teknik yang paling sesuai bagi kita, dan saya yakin disini banyak para pakar yang akan berbaik hati untuk membagikan tips dalam melakukan “programming” dan “de-programming” melalui teknik NLP.
Yang lebih terpenting lagi adalah kita benar-benar memahami dan meyakini apa hal-hal mendasar yang perlu  kita “programming” atau kita “de-programming” terlebih dahulu !
Sebagai contoh :
Apakah mungkin kita dapat mewujudkan keinginan : “memiliki mobil Honda Jazz berwarna silver pada akhir tahun 2008.”  ????
Jika ternyata “Self-Image” kita masih berisikan program lama, yaitu : “Saya selalu gagal dalam mencapai cita-cita saya !”
Apakah mungkin kita dapat mewujudkan keinginan : “menjadi motivator terkenal Indonesia di akhir tahun 2009”. ???
Jika ternyata “Self-Image” kita masih berisikan program lama, yaitu : “Saya tidak pernah mampu berkomunikasi dengan baik di depan publik !”
Apakah mungkin kita dapat mewujudkan keinginan : “memiliki bisnis sendiri yang dapat menghasilkan nett-income Rp. 5 Juta per-bulan sejak Maret 2009”. ???
Jika ternyata “Self-Image” kita masih berisikan program lama, yaitu : “Saya tidak mungkin dapat berbisnis karena keluarga saya dari 3 generasi semuanya adalah pegawai !”
***
Dari ilustrasi di atas, semoga dapat diperoleh gambaran bahwa seringkali suatu “penciptaan” tidak berhasil hanya dikarenakan tidak memiliki “pijakan” yang cukup stabil !
Loh …. Kalau perlu “pijakan” untuk apa ribut-ribut dengan konsep “LoA” dong ? “LoA” kan di-disain untuk menghasilkan “kejaiban” tanpa sebab ??
Ya, disinilah salah satu catatan perbedaan “LoA” dalam versi saya ! Saya tidak pernah percaya adanya “keajaiban” di alam semesta ini ! Saya lebih mempercayai bahwa semuanya benar-benar akan tunduk dengan “hukum alam semesta”, termasuk hal yang kita anggap “ajaib” sekalipun ! Menurut saya, keajaiban sesungguhnya dari prinsip “LoA” adalah bahwa kita akan mengalami “percepatan” yang luar biasa ketika kita benar-benar menghayati hukum ini ! Ingat “percepatan” adalah sangat berbeda dengan “pengecualian” atau “pelanggaran” ! Percepatan lebih bermakna “lebih cepat memasuki kompetensi untuk selaras dengan hukum alam semesta” !
Memang sih, dalam menerapkan prinsip “LoA” sebagai “gaya hidup” sejak tahun 2003, saya juga cukup sering mengalami kejadian-kejadian “ajaib”, tetapi akhirnya saya pikir lebih positif jika dijadikan saja sebagai “katalis” untuk lebih memasuki penghayatan “LoA”, karena dengan istilah “ajaib”, berarti tetap masih berada “diluar kompetensi saya” alias tidak dijamin bisa diulangi secara tepat ! Seharusnya kita justru dapat me-model hal-hal semacam ini untuk menambah “percepatan” !
Mas Ronny FR pernah menjelaskan kepada saya soal “modelling” (sambil ngobrol soal “onta” dengan Kang Asep), bahwa ada 3 hal kunci dalam modelling, yang singkatnya kira-kira dalam “LoA” ini kita harus menduplikasi “state” saat “melontarkan” materilisasi, belief yang ada, strategi yang diterapkan, sampai ke fisiologi-nya, nah ini semua yang akan mengantarkan kita ke “kompetensi”, alias mampu mengulang-ulang “keajaiban” ! (Bener nggak ya ? Soalnya kuliah-nya Mas Ronny di jam 18.00 tapi satuan waktu Eropa .. he he ..)
***
Dari uraian di atas, maka salah satu obyek penting yang harus dilakukan “Programming” dan “De-Programming” adalah “Self Image”, sebelum kita mem-program berbagai keinginan atau cita-cita besar kita  !
SELF IMAGE
Self Image atau “Citra Diri” sama sekali bukanlah realita diri kita sendiri, melainkan hanyalah “cara kita memandang dan menilai diri kita sendiri” ! “A Map is Not The Terittory” !
Self Image acapkali bersifat sangat halus, dan tidak tampak, alias bekerja di tingkat UnConscious. Terkadang kita perlu memasuki “keheningan” terlebih dahulu agar kita dapat “menemukan” Self-Image ini ! Diperlukan “kejujuran” dan lepasnya sang “Ego” untuk “melihat” Self-Image kita sendiri secara benar !
Self Image mirip dengan “selubung” atau “filter pemikiran” yang membungkus diri kita, dimana setiap pemikiran yang “tidak sesuai” dengan “Self Image” ini akan segera “dimatikan”, sedangkan pemikiran yang “sesuai” dengan “Self Image” ini akan “hidup” dan semakin diperkuat !
Contoh :
Ketika kita memiliki “Self Image” : “Saya orang yang tidak menarik !”
Saat kita mencoba berpikir : “Saya di pesta nanti pasti banyak menemukan teman baru !”, maka “Self Image” akan segera “membunuh” pikiran ini, dengan self-talk misalnya : “Ah kamu hanya bermimpi …. orang-orang hanya ingin berkenalan dengan orang yang menarik …. bukan orang seperti kamu yang tidak menarik sama sekali !”.
Tetapi saat kita mencoba berpikir : “Saya di pesta nanti …. pasti seperti biasa .. akan diacuhkan orang ….”, maka “Self Image” akan segera “memperkuat” pikiran ini, dengan self-talk misalnya : “ya .. kamu harus berusaha menahan emosi dan bersabar ….. inilah resiko bagi pribadi yang tidak menarik seperti kamu !”.
Berikut ini beberapa “program” yang kiranya cukup baik dan bersifat umum yang dapat kita masukkan sebagai “infrastruktur LoA” di “Self-Image” kita, sebelum kita menanamkan program-program besar lainnya  :
“Tuhan memberikan saya kesempurnaan.”
“Tuhan selalu menuntun saya untuk menemukan kesempurnaan hukum semesta”
“Saya selalu dikaruniai Tuhan YME kemakmuran yang melimpah-ruah”.
“Saya selalu bersyukur terhadap kehidupan”
“Saya berhak untuk meraih kesuksesan”
“Seluruh pikiran, ucapan, dan tindakan saya, selalu membawa saya kepada keberlimpahan”
“Seluruh kebutuhan dan keinginan saya selalu terpenuhi dengan cara yang sangat mudah”
“Saya adalah pribadi yang menarik”
“Saya adalah magnet keberlimpahan”
“Saya adalah pribadi yang cerdas, tangguh, dan bijaksana”

Walaupun contoh-contoh di atas tidak besifat spesifik, akan tetapi jika kita cukup jeli, maka kita tetap dapat menyelaraskannya dengan prinsip : “Well-Formed Outcome” dari NLP, yaitu dengan membuat “target waktu” kapan kiranya program-program ini dapat menjadi “Self-Image” kita atau telah mencapai “kompetensi” dalam pola-pikir bathin kita ? Untuk urusan ini anda boleh “menodong” mas Ronny FR atau mbak Issa Kumalasari untuk meng-convert-nya menjadi “Outcome” sehingga berbagai presupposition ala “LoA” ini dapat ter-install secara permanen dalam diri kita, sehingga dapat menjadi infrastruktur bagi program-program berikutnya !
***
Ringkasan Artikel keenam :
Konsep untuk memasuki gaya hidup “LoA” adalah holistik atau menyeluruh. Secara sederhana terdapat 3 pilar penting, yaitu : (1). New Paradigm (2). Basic Technique (3) Mindset & Lifestyle. Gaya hidup “LoA” adalah “mempercepat diri untuk memasuki pemahaman hukum kesemestaan”, bukan sekedar gaya hidup “kaget-kagetan” karena memperoleh sesuatu yang “ajaib”. Keajaiban harus dijadikan sebagai “katalisator” untuk mempercepat kompetensi.
Self-Image merupakan salah satu obyek penting yang harus ditangani melalui berbagai teknik dasar (Basic Technique) yang sesuai untuk kita dalam rangka melakukan “Programming” maupun “De-Programming”.
***